Latest News

Bambang : Jangan Takut Dengan Wartawan



Buka Workshop: Bupati Tanggamus Hi.Bambang Kurniawan,S.T menyampaikan sambutan sekaligus membuka workshop pendidikan yang diselenggarakan PWI Tanggamus.(foto IST)
KOTAAGUNG–Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Tanggamus menggelar workshop pendidikan, Kamis (25/2). Acara yang diselenggarakan di gedung fasilitas umum (GFU) kompleks Islamic center Kotaagung tersebut dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Bupati Tanggamus Hi.Bambang Kurniawan,S.T, kemudian Nampak hadiri pula ketua PWI Cabang Lampung Supriyadi Alfian , Kepala SKPD dilingkungan Pemkab Tanggamus, perwakilan PWI dari Kabupaten Pringsewu dan PWI Pesawaran
Adapun pemateri Workshop yakni Kepala Disdikbud Tanggamus Anas Anshori, ketua DKD PWI Lampung Djunaidi Djohan, tokoh wartawan Lampung Bambang Eka Wijaya.
Kegiatan yang mengambil tema ‘PWI dan Pemkab Tanggamus bersinergi tingkatkan pendidikan masyarakat cerdas informasi’ itu disambut antusias peserta, terbukti dari banyaknya jumlah peserta yang mengikuti yakni sebanyak 900 guru dari seluruh kecamatan yang ada di Tanggamus.
Ketua PWI Lampung Supriadi Alfian dalam sambuatnnya mengatakan, dengan adanya kegiatan workshop pendidikan ini para guru dan kepala sekolah bisa menyampaikan uneg-uneg terkait kinerja wartawan. Disini juga kata dia, perlu diketahui setiap wartawan harus memiliki kartu identitas dan memiliki kartu uji kompetensi wartawan (UKW). “Jadi dari sinilah nantinya kepala sekolah dan guru jadi bisa menilai mana wartawan yang baik dan mana wartawan yang tidak baik,” kata dia.
Dan untuk diketaui kata dia, perkembangan media saat ini sangat pesat sekali, karena saat ini media yang tercatat yang terdaftar di PWI dan aktif di provinsi Lampung yakni ada 31 media cetak harian, 11 mingguan, 13 media online dan 7 TV lokal. Dan di provinsi Lampung tercatat sebanyak 396 wartawan bernaung di PWI, dimana hampir sekitar 90 persen wartawan yang melakukan kegiatan di lapangan sudah menyandang predikat kompeten.
Sementara itu, Ketua PWI Perwakilan Tanggamus Sunaryo mengatakan jika tujuan dilaksanakannya kegiatan ini tak lain menjawab keluhan dari masyarakat terkait seringnya timbulnya keluhan terhadap kinerja wartawan Indonesia. Para jurnalis dinilai bekerja seenaknya, mengabaikan etika dan kerap melanggar norma hukum serta tatanan nilai yang berlaku di masyarakat yang telah melanggar kode etik jurnalis yang tertuang dalam Undang-undang nomor 40 tahun 1999. Indikasi ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah laporan pengaduan masyarakat ke dewan pers dan organisasi wartawan.
“Tidak dipungkiri memang ada oknum wartawan atau media yang membuat pelanggaran misal dengan menyajikan berita tidak akurat atau berita bohong, menyajikan berita dalam arti berpihak terhadap kepentingan kelompok atau dalam arti berita tidak berimbang, “ujar bang Naryo sapaan akrabnya.
Sementara Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan, mengimbau kepada guru dan kepala sekolah tidak perlu takut kepada wartawan maupun LSM yang sering mendatangi sekolah.
“Khususnya untuk kepala sekolah tidak perlu takut bila ada LSM dan wartawan yang datang kesekolah, yang penting kalau memang tidak merasa bersalah kenapa takut. Seperti kata pepatah semakin tinggi pohon maka akan semakin kencang angin menerpa,” ujar bupati, saat membuka kegiatan workshop pendidikan.
Bupati mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh PWI Tanggamus, karena memang dengan adanya kegiatan ini sangat bermafaat sebagai sarana informasi kepada guru terutama tentang hubungan antara sekolah dan jurnalis. Terkait ulah oknum LSM dan wartawan yang tidak benar. Tidak hanya dari oknum LSM dan wartawan bisa jadi juga datang dari oknum pihak dinas yang sering menakut nakuti pihak sekolah.
“Tapi yang perlu diingat tidak semua LSM dan wartawan tidak benar, tapi juga banyak wartawan dan LSM yang membantu kinerja pemerintah seperti LSM pencinta lingkungan dan sebagainya yang keberadaannya sangat membantu kinerja pemerintah,” ujar Bambang.
Kemudian Kadisdikbud Tanggamus Anas Anshori berharap agar Pers dapat berbenah diri sehingga apa yang diinginkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat dapat tercapai. Ia juga memuji peran pers, sebab pers dapat mencerdaskan bangsa.
“Kalau wartawawan pintar, itu karena peran guru juga. Tugas wartawan itu pembawa pesan, pesan perdamaian,kritik. Kalau nggak ada wartawan bisa kita bablas, sebab tidak ada yag mengkontrol dan kita juga tidak perlu takut atau alergi terhadap jurnalis, sebab outputnya jurnalis itu ya dari guru itu sendiri jadi manfaatkan pers untuk bermita,”pesan Anas.
Peserta yang hadir terlihat sangat antusias hal ini terlihat saat sesi Tanya jawab, banyak guru yang ingin bertanya, namun karena keterbatasan waktu sehingga jumlah penanya dibatasi.
Seperti Ahmad Syafii dari Kecamatan Sumberejo misalnya yang menanyakan apa perbedaan wartawan dan LSM. Kemudian apa maksud keduanya sering mendatangi sekolah. Pertanyaan ini langsung dijawab Bambang Eka Wijaya, menurut Bambang jika tugas fungsi wartawan adalah untuk mengumpulkan informasi kemudian dipublikasikan untuk konsumsi masyarakat luas.” Yang jelas kalau dia wartawan harus ada identitas, kalau maksudnya bukan itu misal menawarkan barang, itu bukan wartawan melainkan pengasong,” ujar Bambang Eka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAMBANG KURNIAWAN CENTER Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Diberdayakan oleh Blogger.